Asal Muasal Warna Merah Kuning dan Hijau Dipilih Jadi Lampu Pengatur Lalu Lintas, Ada Hubungannya Sama Kereta Lho..

Lampu lalu lintas atau sinyal lalu lintas hampir selalu ditemukan di persimpangan besar di kota-kota di seluruh dunia. Lampu berwarna merah, kuning dan hijau ini memberitahu kita kapan waktu yang aman untuk melaju melalui persimpangan, atau membiarkan pengemudi, pesepeda dan pejalan kaki lewat terlebih dahulu.Tanpa lampu lalu lintas, kondisi di persimpangan pasti akan macet dan semrawut. Tapi, siapakah orang yang berjasa menemukan lampu lalu lintas?

Lampu lalu lintas pertama

Kemacetan lalu lintas telah jadi masalah bahkan sebelum penemuan mobil otomatis. Menurut BBC, kereta kuda dan pejalan kaki telah memadati jalan-jalan Kota London. Saat itu, manajer kereta api Inggris, John Peake Knight, menyarankan untuk mengadaptasi metode semapur yang biasa digunakan kereta api untuk mengontrol lalu lintas di jalan raya.

Pada metode adaptasi Knight, sinyal lalu lintas akan menampilkan tanda “Stop” dan “Go” di siang hari, dan pada malam hari, lampu berwarna merah dan hijau akan digunakan. Lampu gas akan menerangi tanda tersebut. Seorang petugas polisi ditempatkan nggak jauh dari sinyal lalu lintas tersebut untuk mengoperasikannya.

Empat dekade kemudian, sinyal lalu lintas mulai populer kembali, terutama di Amerika Serikat seiring dirilisnya mobil otomatis. Pada awal 1990-an, beberapa hak paten diajukan, masing-masing dengan inovasi berbeda dari ide dasar.

Tahun 1910, penemu Amerika, Ernest Sirrine, mengenalkan sebuah pengatur sinyal lalu lintas otomatis di Chicago. Sinyal lalu lintasnya menggunakan dua lengan nggak bercahaya yang diatur seperti salib dan berotasi pada satu sumbu. Sinyal tersebut menampilkan tanda “Stop” dan “Proceed”.

Lampu lalu lintas listrik pertama yang menggunakan lampu merah dan hijau ditemukan pada 1912 oleh Lester Farnsworth Wire, seorang polisi di Salt Lake City, utah. Sinyal lalu lintas buatan Wire menyerupai rumah burung dengan empat sisi dan terpasang pada tiang tinggi. Benda tersebut ditempatkan ditengah-tengah persimpangan dan dijalankan dengan bantuan kabel listrik di udara. Seorang petugas polisi harus mengatur lampunya secara manual.

Namun, kreditasi untuk “sinyal lalu lintas listrik pertama” diberikan pada James Hoge. Sistem rancangannya diiinstal pada 5 Agustus 1914 di Cleveland. Hoge menerima hak paten untuk sistem tersebut pada 1918, setelah mengajukan permohonan pada 1913. Sinyal lalu lintas Hoge menggunakan kata-kata “Stop” dan “Move” bercahaya yang dipasang pada masing-masing penjuru persimpangan. Sistem ini menggunakan kabel sehingga polisi dan departemen pemadam kebakaran bisa menyesuaikan irama lampu kalo dalam kasus darurat.

Sementara itu, William Ghiglieri dari San Fransisco mematenkan sinyal lalu lintas otomatis pertama yang menggunakan cahaya merah dan hijau pada 1917. Rancangan Ghiglieri memiliki opsi untuk dioperasikan secara manual atau otomatis.

Kemudian pada 1920, William Potts, seorang polisi Detroit, mengembangkan beberapa sistem lampu lalu lintas otomatis, termasuk sinyal tiga warna pertama, yang menambahkan lampu kuning sebagai tanda untuk “hati-hati”.

Sinyal untuk pejalan kali pertama kali digabungkan dengan lampu lintas pada tahun 1930-an. John S. Allen, penemu Amerika, mengajukan hak paten atas sinyal lalu lintas untuk pejalan kaki. Alen merancang sinyal pejalan kaki yang dipasang di bibir trotoar .

Pemilihan Warna Lampu Lalu Lintas

Dalam sejarah, lampu lalu lintas tidak langsung memakai isyarat tiga warna. Simbol ini baru digunakan pada 1920 yang merupakan hasil penyempurnaan William Potts, seorang polisi Detroit.

Ia menambah lampu warna kuning (setelah sebelumnya telah terdapat warna merah dan hijau) untuk memberikan jeda pada saat stop and go. Tujuannnya supaya pengendara bisa bersiap-siap jalan atau mengurangi kecepatan saat lampu kuning menyala.

Mengapa harus merah, kuning dan hijau? Lalu apa filosofi dari ketiga warna tersebut?

Sebenarnya, skema warna lampu lalu lintas ini berasal dari sistem yang digunakan oleh industri kereta api di Inggris sejak tahun 1830-an. Sinyal ini untuk memberi isyarat pada masinis kapan harus memberhentikan dan menjalankan kereta. Saat itu merah digunakan untuk tanda berhenti, putih sebagai tanda boleh melaju, dan hijau sebagai tanda berhati-hati.

Warna putih ini malah akhirnya menjadi masalah. Pada 1914, sebuah lensa merah terjatuh dari tempatnya, membuat lampu menyorotkan warna putih. Tabrakan antar kereta pun terjadi. Kemudian, diputuskanlah bahwa warna hijau berarti boleh melaju dan warna kuning dipilih untuk menandakan pengemudi kereta harus berhati-hati.

Soal pemilihan warna lampu ini juga memperhitungkan spektrum cahaya masing-masing. Tujuannya, agar cahaya tetap nampak jelas ketika di malam hari yang gelap. Panjang gelombang warna yang mampu dilihat oleh mata manusia yaitu mulai dari 400-700 nanometer yang disebut dengan visible light.

Ketiga warna tadi memiliki panjang gelombang yang paling tinggi. Warna merah memiliki panjang gelombang 620-750 nm dengan frekuensi 400-484 THz. Selanjutnya kuning dengan panjang gelombang 570-590 nm dan frekuensi 484-508 THz. Terakhir hijau memiliki panjang gelombang 495-570 nm dengan frekuensi 526-606 THz.

Falsafah Warna Lampu Lalu Lintas

Pemilihan warna dari lampu lalu lintas ternyata dilandasi filosofi tertentu. Warna merah dipilih sebagai tanda untuk berhenti berasal dari pertumpahan darah pada masa peperangan. Kemudian, muncul kelompok yang menentang peperangan dan membuat aturan yang melarang perang dan saling melukai dengan membuat simbol stop atau lambang larangan dengan menggunakan warna merah.

Adapun kuning kemudian dipilih menjadi rambu hati-hati. Alasannya saat masa peperangan dulu, mengamati keberadaan musuh bisa diketahui berdasarkan api (berwarna kuning) yang digunakan untuk beraktivitas. Ketika terlihat api atau warna kuning, maka pasukan akan berhati-hati untuk menghadapi musuh tersebut.

Terakhir warna hijau, memiliki korespondensi emosional yang kuat dengan ide keselamatan. Itulah mengapa warna hijau dipilih untuk menjadi lambang aman untuk berjalan pada lampu lalu lintas diseluruh dunia.

Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *